Apa Itu Istilah Bakar Uang dalam Bisnis?

Istilah bakar uang atau mengukur seberapa cepat perusahaan menghabiskan duit.

Tingkat perhitungan penting untuk bisnis pemula karena ini memberi tahu berapa banyak waktu yang dimiliki sebelum menjadi keuntungan.

Mengutip Corporate Finance Institute, bakar uang dalam bisnis mengacu tingkat perusahaan menghabiskan kumpulan kasnya dalam skenario kerugian.

Ini metrik umum kinerja dan penilaian untuk perusahaan.

Perusahaan start-up sering tak mampu menghasilkan laba bersih yang positif tahap awal karena berfokus pertumbuhan basis pelanggan dan peningkatan produk.

Investor tahap awal atau pemodal ventura sering memberikan dana berdasarkan tingkat pembakaran perusahaan.

Mengutip Investopedia, tingkat pembakaran ditentukan melihat laporan arus kas yang melaporkan perubahan posisi kas perusahaan setiap periode.

Itu memperhitungkan arus kas dari operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.

Mengutip The Balance Small Business, terdapat dua jenis tingkat pembakaran, kotor dan bersih.

Tingkat pembakaran kotor mengukur total pengeluaran.

Sedangkan tingkat pembakaran bersih ukuran arus kas yang memperhitungkan pendapatan.

1.

Pembakaran kotor Ini dihitung dengan menjumlahkan semua biaya operasionalnya seperti sewa, gaji, dan sering diukur secara bulanan.

Ini juga memberikan wawasan tentang pemicu biaya dan efisiensi perusahaan, terlepas dari pendapatan.

2.

Pembakaran bersih Ini dihitung mengurangkan biaya operasionalnya dari pendapatan yang diukur setiap bulan.

Ini menunjukkan berapa banyak uang tunai yang dibutuhkan perusahaan untuk terus beroperasi selama periode waktu tertentu.

Namun, salah satu faktor yang perlu dikendalikan variabilitas pendapatan.

Penurunan pendapatan tanpa perubahan biaya bisa menyebabkan tingkat pembakaran lebih tinggi.

Tingkat pembakaran yang tinggi menunjukkan, perusahaan menghabiskan persediaan uangnya secara cepat.

Ini menunjukkan, perusahaan berada dalam kemungkinan yang tinggi untuk memasuki keadaan kesulitan keuangan .

Ini mungkin menunjukkan, investor perlu lebih agresif menetapkan tenggat waktu untuk merealisasikan pendapatan, mengingat jumlah pendanaan yang ditetapkan.

Investor akan diminta menyuntikkan lebih banyak uang ke perusahaan untuk menyediakan lebih banyak waktu guna merealisasikan pendapatan dan mencapai profitabilitas atau laba.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *